- Sebagian banyak orang Kalau kita ditanya apakah anda mau menjadi pengurus RT/RW ? tentusaja jawabnya TIDAK dan langsung kabur weleh-weleh, siapa yang mau menjadi pengurus RT atau RW yang kerjaannya Cuma ngurusin warga mendingan kalau warganya baik, pengertian, ingat dengan kewajiban terutama iuran bulanan, berjiwa sosial dan hadir setiap ada kegiatan ini mah cuek-cuek saja……ini mungkin sepenggal kalimat yang akan terluntar dari semua orang.
- Menjadi pengurus RT/RW berarti menambahi pekerjaan untuk diri sendiri. Beberapa bapak gemar dengan dalih, “Pulangnya aja malam, bahkan pagi; nggak layak dong kita jadi ketua RT. Entar nggak bisa melayani warga.” Sungguh dalih yang layak adopsi. heheheheheh.
- Bu Tetangga mengancam, kalau suaminya terpilih jadi ketua RT, dia akan pulang ke rumah orangtuanya. Bu Tetangga bilang, kalau suaminya terpilih jadi ketua RT, dia bukanlah Bu RT. Orang lain menafsirkan, dia akan mempersilakan suaminya ambil wanita lain yang bersedia jadi Bu RT.
- Menurut saya, ketua RT mestinya tidak harus pria. Kaum nyonya pun boleh dan bisa. Atas nama keadilan dan pembalasan terhadap kaum pria, maka suami dari Bu RT boleh dijuluki Pak RT. Bila perlu suami dari Bu inem kita panggil Pak inem. wkwkwkwkwk
- Mungkin benar bahwa lembaga RT/RW (dulu RK, rukun kampung) adalah warisan dari penjajahan Jepang. Sebagai lembaga perpanjangan birokrasi yang tak bergaji, tapi punya sisi pelayanan publik, RT/RW bisa dihapus asalkan kantor kelurahan bekerja efisien dan efektif. Dengan sistem informasi yang andal, Pak Lurah tak perlu berkilah, “Yang paling kenal warganya kan Pak RT dan Pak RW.
- Malah ada yang lebih lucu lagi biar kebagian semua menjadi RT setiap tahun diadakan pemilihan seperti arisan saja padahal perauran mendagri yang sudah di bakukan pemilihan RT itu 3 tahun sekali. Wah…wah….wah… pie iki mas…mas
- Bagaimana dengan forum warga, untuk menyelesaikan soal sampah, keamanan, sampai kebisingan dan yang bandel tidak pernah lapor kalau ada yang dating inimah kaya jelangkung dating tak di undang pulang tak di antar ! ya kiss by we lah…….
- Karena pemerintah dan negara tak mampu menangani, sementara tak semua warga perumahan sanggup membayar biro swasta untuk menyelesaikan itu semua, model partisipatoris memang tak terelakkan.
- Sebetulnya urusan sampah , keamanan dan lainnya akan berjalan andaikata semua warganya sadar akan semua tanggung jawabnya khusunya dengan membayar iuran tepat waktu setiap bulannya tidak nunggak berbulan-bulan apalagi yang punya rumah lebih dari satu bayar kewajibanya juga satu ini mah kebangetan korun alias koret turunan ! kata si tayo Beu
JADI KETUA RT atau RW MAU
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
abahku juga riweuh.........
BalasHapusSebaiknya memang yang menjadi pengurus itu harus orang yg punya banyak waktu luang dan berjiwa sosial
BalasHapus